Hari ini gue ngerasa capek. Iya capek. Banget malah. SAYA TIDAK LEMAH! Gue menyembunyikan semua kesedihan, di depan semua orang, bahkan di keluarga, bagaikan seorang patung wanita yang sedang membisu. Di hadapan temen-temen gue harus nahan semua rasa ini. Walau kadang-kadang gue gak kuat lagi buat nahan air mata, dan akhirnya jatuh perlahan secara tiba-tiba. Gue segera menyekanya, gue bawa saputangan hari ini karna gue yakin gue bakal nangis. Ketika air mata gue jatuh membasahi muka gue, gue langsung beralasan–dengan alasan yang logis dan masuk akal, alhasil mereka percaya.
Gue pengen gak ada yang tau masalah gue, masalah gue ya masalah gue, bukan masalah mereka. This my life, this is I problem, I'm sure will be finished without them (my principle for this second–only for this second). Gue takut, mereka Cuma pura-pura perduli di depan gue, tapi, di belakang mereka malah have fun karena gue terkena masalah, itu akan membuat gue lebih terpuruk. Dan itu namanya bukan, ”MERASAKAN APA YANG SAHABATNYA RASAKAN.” Masalah gue lebih berat daripada temen gue–muti yang tadi di sekolah nangis.
Memendam rasa ini sendirian, bagaikan menyimpan api dalam hati. Kita jaga agar tak melukai siapapun, tapi kita tersakiti sendiri.
Menggambarkan keaadaan gue sekarang–memendamnya sendirian, sangat sendirian. Nobody know my problem, just me and god knewand understood this problem. And the God whounderstands how I should do, and all the good and bad of all these problems. Biarkan mereka bahagia dengan hidupnya, toh, kalau sudah saatnya bahagia gue juga akan bahagia.
Satu yang gue pertanyakan, kenapa gue harus punya hati? Yang membuat gue lemah dan mudah tersakiti. Gue agak sensitif emang. Gue pengen hidup tanpa masalah, tapi itu mustahil. Ya sangat mustahil. LIFE IS NEVER FLAT, begitu mungkin bunyinya. Hidup itu gak datar, kadang senang, kadang sedih dan gue sadar itu, tapi butuh pemahaman lebih megenai hikmah dibalik itu semua.
Two last day, I lazy to do something. Meneteskan air mata yang gue lakuin, gue harus bangkit begitu kata hati, tapi tubuh tak berkata demikian. Galau bukan karna masalah cinta-cintaan, tapi masalahnya? Biar gue simpen aja dalam hati menjadi sebuah kenangan, yag gue tulis dalam lembaran hitam.
Kesendirianku dalam kehidupan, Bersama hitam menyusuri perjalanan, Tanpa sebait putih impian, Dan cahaya bisikan rembulan. (dikutip dari puisi ciptaan: Risang Raditya Abisatya)
Gue suka dengan yang namanya KARMA, karena sering karma terjadi disekitar gue, karena mereka tanpa sadar, menyakiti gue, sekarang terjadi pada teman dekat gue. Mereka buat gue sedih pada suatu hari dan keesokan harinya mereka pasti punya masalah. Tempat curhat yang paling ampuh adalah ALLAH. Iya gue curhat ke ALLAH–tuhan yang maha pende-ngar. Sebelum gue tidur, gue menceritakan semua apa yang gue rasakan. Dan pasti allah akan mendengarkannya, gue yakin. Karna allah maha pendengar. Allah lebih memahami seluk-beluknya masalah yang gue hadapi.
Hari ini menjadi aku pribadi yang membisu tanpa sepatah kata terucap, biarkan mereka bertanya-tanya ada apa dengan aku, biar hanya aku yang tahu. Semua masalah kupendam bagai seorang pembunuh menyimpan mangsanya, agar tak ketahuan oleh siapapun, menyimpan kesedihan lebih sulit, daripada menyimpan kebohongan, sungguh.
Mendapat masalah bagiku, tidak membuatku semakin tegar, melainkan membuatku semakin terpuruk, aku belum mempunyai pola pikir yang dewasa, karnanya aku ingin terus hidup dalam kebahagiaan, merasakan proses kehidupan, sebelum kematian menjemputku. Bebaskan aku dari masalah, jangan biarkan air mata ini jatuh di depan mereka lagi.
Danbo:)
11.11.2011 bad dayL
Do’akan aku, maka aku akan berdo’a untukmuJ
0 comments:
Posting Komentar