Hi guys hahaha agak ngakak sih baca postingan
ini. Ini kayaknya waktu kelas 7. And now I’m officially 16! Dan this post has
been edited. Gapeduli sealay apapun ceritanya. Ini kenangan. :) ini curhatan
sebenernya buat kakak kelas yang waktu itu super duper annoying ehe. Gaya
penulisannya udah mirip anak anak Mizan di KKPK belom sih? HAHAHA Bye xx ahiya
ini kaya The Conjuring ceritanya. Sama-sama based on true story lol.
AH RESE! Itu kata yang aku lontarkan ketika aku baru masuk
kelasku, kelasku adalah kelas paling pojok dan biasanya kakak kelas sering
banget ngumpul, nyampah disini dan lainnya. Kalian ingin tau kenapa aku berkata
seperti itu? Karena sekarang meja dan kursinya berantakan, mading hancur dan
kotor, temboknya pun penuh dengan coretan, gembok dan kunci hilang, sapu pun
hilang, semua kotor, setelah aku check, P3K-pun habis hilang dilenyap orang
jahil, entah siapa itu.
Pagi ini aku datang bersama kedua temanku yang habis eskul
padus jadi kita datang agak awal, pukul 09.00 dan selesai eskul pukul 11.00.
Kedua temanku namanya Mikha dan Carol (baca: kerol), merekapun sama sepertiku
kaget
sekali.
“Ihhh! Pasti ini ulah kakak kelas rese banget sih!” kesalku
dengan nada dan suara yang tinggi dan sedikit keras.
“Udah–udah jangan kencang–kencang nanti malah kedengaran
kakak kelas malah di sangka nyari ribut terus jadi nambah masalah, wah ribet
itu mah jadinya,” kata Mikha yang masih bisa sabar yang diperlakukan seperti
ini.
“AH! Bodo amat emang kakak kelas anak raja yah yang bisa
semena–mena sama adik kelas, bukan ngajarin yang baik malah kayak gini, lapor
guru BP boleh kali.”cerocos Carol sebal.
“Ehhh.. jangan–jangan bahaya tuh, enggak jangan–jangan bukan
nyelesain masalah malah nambah masalah, makanya kayak pegadaian mengatasi
masalah tanpa masalah.” lagi–lagi Mikha kayak begini (enggak lucu).
“Jayus, nih, udah deh, kita kasih kesempatan aja kalau sampe
kayak gini kita emang mesti lapor, Ya Allah semoga perbuatan mereka di balas
sama engkau ya Allah.” Kataku sok bijak.
“Mereka nggak mikir berapa biaya yang kita keluarin, buat
kita beli ini semua, yah? Mereka mah, tinggal nyolong aja kemarin peta sama
taplak meja hilang, sekarang tambah parah,” kata Carol dengan raut wajah sebal.
“Iya, nih, uang kas kita lama–lama bakal habis!“ kataku.
“Rugi tau kita, rese emang tuhh, enggak punya etika dan hati
kali, yah?” seperti biasa sambar Carol kesal.
Kami bertiga memutuskan untuk bersih–bersih kelas walaupun
hari ini bukan kami yang piket tapi kita kasihan sama orang yang piket hari ini
tugasnya berat banget buat bersihin ini semua.
***
“Ugh, capek.” ujar Mikha.
Kami selesai beres-beres tapi enggak semuanya kami bereskan
biar mereka yang piket yang melanjutkan. Tiba-tiba Pak Nazriel lewat dihadapan
kami, tahan Carol! Ternyata ia sudah langsung bicara panjang sekali
bagaikan (apa yah? Hem, entahlah)
“Ih, kamu kok malah ngadu sih?” tanyaku
“Iya.. kamu nggak takut apa, kita nggak ikut–ikutan yah!”
tambah Mikha.
“Biarin kakakku alumni tahun kemarin ketua osis lagi, kamu,
nih! Nadia sama Mikha giliran aku lagi dipuji guru kalian belain aku. Giliran
aku minta keadilan kalian malah begini!” tutur Carol, sepertinya ia kecewa
terhadap kami.
“Iya, deh, maaf, kita kan takut aja cari masalah sama kakak
kelas nanti malah nggak konsen belajar tau kalau udah ada masalah kayak gini.”
jawab Mikha merasa bersalah.
Kalian baru tahu namaku kan, namaku Nadia nama lengkapnya Nadia Mustika. Nama
sekolahku saat ini adalah SMPN 17 Jakarta. Aku duduk dikelas 1 smp. Tepatnya di
kelas 7.9 Back to the story.
***
Ngg, nggak lama kemudian anak–anak kelas 7 pun berdatangan
dan kelas 8 dan 9-pun mulai pulang, kalau jam segini memang rame banget. Iyalah
bayangin ada kelas 7, 8, 9 dan masing masing ada 11 kelas disetiap kelas ada 40
orang, jumlahnya @#+_%$#, yeah ketemu ada 1320 siswa berkumpul, udah panas
lagi. Di jam segini kakak kelas banyak yang usil banyak yang menghalang-halangi
adik kelas masuk ke kelasnya, ada yang nyolek-nyolek, ada yang minta nomor
handphone, terus ngeledekin adik kelas pokoknya banyak banget. Tapi kunci
mengatasi itu semua adalah SENYUM, just smile! Don’t angry to them.
“Ini kenapa kayak gini berantakan banget?” ujar Rial, Rial
ini adalah ketua kelas, jelas saja dia kaget pas tahu kelas berantakan abis
kayak gini, keringat mengucur di dahinya.
“Eh, ini mah masih mending pas tadi gue dateng lebih parah
lagi gue, Mikha sama Rosliya yang bersih–bersih” jelasku.
“Emang enggak dikunci?” tanya Rial .
“Dikunci, tapi, kuncinya hilang dan gemboknya juga”. sergah
Viviana dia adalah seksi keamanan.
“Wah, gawat nih bisa–bisa kita dimarahin sama wali kelas!”
ucap Rial.
“Ah.. itu mah gampang tinggal kita bilang saja yang
sebenernya terjadi, mana mungkin kita di marahin, eh liat stop kontak kipas
angin juga terlepas!” kataku seraya menunjuk stopkontak itu.
“Wah, ini kakak kelas bener–bener nyari ribut, deh,
kayaknya, lapor yuk!” ajak Viviana.
“Yukk, yukk aku..” ucapan Carol terpotong oleh Rial.
“Ehh, itu ada wali kelas kita bilang aja!” seru Rial.
Setelah panjang lebar kami bercerita (kami ada Petra, Carol,
Mikha, aku, dan Viviana) dan bla .. bla .. bla semau eh, salah semua uneg–uneg
kami keluarkan. Tapi tanggapan dari guru kami hanyalah menjawab.
“KASIHAN….”
“Enak banget sih berkata kayak gitu, menyebalkan!” kataku dalam hati.
“Pak tapi kan ..”. perkataan Rial terpotong oleh bel sekolah yang menandakan
masuk
***
Ketika sampai dirumah aku langsung menceritakan ini semua ke
akun facebook-ku lebih tepatnya dicatatan facebook-ku, aku langsung online dan
ada status temanku sekelas yang isinya nyindir kakak kelas banget nih isinya:
Caroline Amanda
Rese! Pas, gue dateng kelas udah kayak
kapal pecah pasti di obrak abrik sama kakak kelas, damn-_-
Rabu pukul 19.00 . 19 . Suka . 5 komentar
Anda, Viviana
Alicya, dan 17 lainnya menyukai ini.
Setelah selesai dan
puas ber-Facebook dan ber-Twitter ria aku langsung offline.
“Kak, makan dulu tuh
kak, abis makan suapin Chika mama mau pergi ke butik langganan mama”.
“Mau beli baju buat acara apa, Ma?” tanyaku.
“Kan, hari minggu kita mau pergi ke acara ultahnya temen mama.” jelas mama
singkat.
“Oh, I see. Aku ikut, Ma?” tanyaku.
“Iya, emang kenapa?”
“Nggak, Ma, aku mau jalan–jalan sama temen aku, aku di ajakin sama tante
Lilicya (mamanya Mikha) buat nonton film ‘Love in Perth,” balasku.
“Yaudah, kalau kayak gitu mama sama Chika dan papa aja yang pergi ke sana”.
“Oke,” balasku.
Sesuai perintah mamaku sehabis makan aku disuruh langsung
nyuapin Chika, adik kecilku yang baru berumur 5 tahun, lucu banget deh aku
sering banget bermain sama dia, enjoy banget. Usai nyuapin Chika aku
langsung masuk ke kamarku. Handphone-ku berdering, Langsung aku angkat,
ternyata Rosliya
“Eh, like status gue dong?”
“Udah kok, kamu berani aja deh nulis status kayak gitu nanti
kalau sampe ada kakak kelas yang baca gimana?”
“Di Twitter kakak kelas ada yang nge-tweet katanya rasain tuh
kelas 7.9 kelasnya gue pake buat main futsal. Rese, kan itu Kak Olly tau!”
ujar Rosliya mengalihkan pembicaraan.
“Hah? Kak bensin berani banget yah, eh, salah Kak Olly,
haha. Kak Olly bukannya kemarin dia abis kena masalah yah gara-gara dia nggak
masuk selama seminggu tanpa alasan, terus sekarang malah nyari masalah lagi, eh
halaman twitternya kamu save pages aja sebagai bukti gitu.”
“Oke, beres udah, kok, eh iya lo bilang ke mama lo, nggak?”
tanya Rosliya.
“Enggak, ngapain nanti aku dikatain pengaduan lagi.”
Panjang lebar aku telfon–telfonan sama dia, biarlah pulsa
dia ini yang habis. Tapi adik kecilku yang mungil nan lucu tidur bersandar
padaku, ih menggemaskan, aku juga ngantuk, aku memutuskan untuk
menyelesaikan semua PR besok. Hwaaah aku menguap.
***
Eh , ada apa, tuh, rame banget di depan kelasku ternyata.
Ah, benar dugaanku di dalam kelasku ada pengurus penting kelas, Bu Layla (guru
BP), Kak Olly, Kak Adam dkk, dan wali kelasku. Ternyata ada Konverensi Meja
Kotak hahaha BUT, this is not time
for kidding, this is an important moment.
Finish…aku menghela nafas, akhirnya permasalahan ini usai
ternyata semua barang–barang kelasku yang hilang di ambil dan ditaruh di kelas
9.8, semua barang–barang di kembalikan, dan para kakak kelas berjanji nggak
akan mengulangi semua perbuatannya lagi.
Tiba-tiba ketika jam pelajaran pertama usai aku mendapati
ponselku bordering menandakan sebuah sms masuk dan ya ampun! Ini terror.
Awas
loh dek kakak akan membalas ini semua dasar adik kelas pengaduan.
What?
Mengapaku yang di terror? Entahlah kepalaku pusing sekali-tuh-kan-gawat!
HAAHAHA stop guys I don’t need your comment:p this is a really
bad story , isn’t it?
0 comments:
Posting Komentar