Kali ini, gue akan menggunakan kata “saya” sebagai kata
pengantar karena pada postingan kali ini akan sedikit lebih serius. Saya ingin
menceritakan kejadian yang benar-benar terjadi dalam hidup saya, dan saya serta
anda bisa menjadikan ini sebagai pelajaran atau sebagainya.
Pada awalnya, saya ingin menceriatakan realita yang terjadi
kepada keluarga besar saya. Keluarga besar saya di Jakarta, terdiri dari Nenek,
Kakek (yang saya panggil sebagai engkong)
ke-4 anaknya, ke-4 menantunya, serta ke-6 cucunya, termasuk saya.
Nenek saya memiliki seorang adik yang mungkin sekarang
berusia 40-an, yang saya samarkan namanya menjadi Ibu Ami. Ibu Ami memiliki seorang
suami bernama (lagi lagi saya samarkan menjadi) Pak Rio, dan ke-3 orang anak
yaitu, Kak Ira (sekitar 17 tahun), Kak Riza (21 tahun) dan Ka Arin (30 tahun)
ketiga nama anaknya pun saya samarkan. (umurnya sekarang)
Kehidupan mereka sangat berkecukupan, sangat kaya, sering
gonta-ganti mobil dsb. Tapi, Ibu Ami dan keluarganya lupa dengan Nenek saya.
Mereka jarang bersilaturahmi, keluarga besar kami-pun menjadi enggan dan
sedikit kecewa.
Pada waktu itu, juga pernah saat ingin menunjukan mobil
barunya, Ibu Ami dan Om Rio ingin menunjukan mobil barunya kepada keluarga
besar saya (berdasarkan cerita nenek) mereka mengajak nenek pergi. Tapi? Mereka
justru meninggalkan nenek di depan rumah mereka, Sangat membuat keluarga kami
kesal, dan sedikit marah. Ini bukan rekayasa, dan memang adanya terjadi.
Waktu itu, keluarga mereka sangat membanggakan keluarga
mereka, dan memamerkannya kepada keluarga saya. Memang saya akui mereka dalam
keadaan jaya. Om Rio mempunyai pekerjaan yang sangat pantas untuk dibanggakan. Keluarga
besar saya hanya bisa mengelus dada. Kami mencoba bersikap biasa saja. Sampai suatu
saat, nenek saya pernah bilang kepada anaknya, Om Ipul. Saya ingat nenek pernah
bilang,”Biarin aja keluarga kita kayak gini dulu, makanya kamu jadi orang yang
sukses, anak mama satu-satunya yang kuliah kan cuma kamu, nanti kalau kamu
sukses, kamu bisa beli mobil,” Om Ipul hanya menjawab,”Iya Amiiiii,” (Ami
panggilan Om saya untuk nenek saya). Saya-pun termotivasi untuk membahagiakan
nenek, jika beranjak remaja nanti (kala itu saya berumur 10 tahunan).
Tapi waktu semakin berlalu, Ibu Ami kini sering main ke
rumah nenek saya, setelah saya dengar-dengar ternyata, Om Rio pergi
meninggalkan Ibu Ami, siapa sangka? Saya berfikir,”Giliran kaya? Lupa sama
keluarga kita. Giliran mau cerai baru inget sama nenek,” tapi keluarga kami
tetap senang hati menerimanya.
Semakin hari, keluarga Ibu Ami, semakin tak karuan Om Rio
pergi meninggalkannya, mobil-nya dijual, rumah-nya juga dijual, anak bungsu-nya
sempat berhenti sekolah, dan mereka tinggal di kontrakan. Ini sangat patut
dijadikan pelajaran.
Keluarga kami mencoba menerima dan melupakan segala
kesombongan Ibu Ami dan keluarganya. Hingga kami akrab lagi, tapi tidak dengan
situasi yang sama. Lama kelamaan pula, Om saya membeli mobil untuk membuktikan
bahwa keluarga kami juga bisa, dalam artian bukan sombong. Sekarang seperti
terbalik keluarga Ibu Ami minus Om Rio yang justru sering meminta bantuan
kepada keluarga besar kami. Kami tak menyesali semua yang telah terjadi.
Dan satu berita yang mengejutkan keluarga besar saya
akhir-akhir ini, Ibu Ami mengidap penyakit kanker yang sudah parah. Baru sabtu
kemarin kami sekeluarga besar menjenguknya ternyata benar. Kini Ibu Ami tinggal
di rumah nenek saya. Siapa sih yang mikir kalau endingnya bakal kaya gini? Tapi
ini bukan ending, kehidupan masih terus berlanjut, atau mungkin roda kehidupan
masih terus berputar lagi.
Dan yang terpenting, yang dapat kita ambil dari kisah tadi
seperti kata kakek saya,”Tuh, liat kita ganyangka kan? Dulu keluarga kita
seakan-akan dibawah mereka? Tapi sekarang? Makanya nih buat cucu cucu engkong,
mau sekaya apapun kalian, kalian gaboleh sombong, yang namanya saudara ya tetep
saudara, saling dibantu, kalo misalnya nanti nenek sama engkong udah gaada,
tetep kaya gini, harmonis.” Cukup bijak bukan? Saya bangga memiliki kakek
seperti beliauJ. Kisah diatas
benar-benar terjadi, tak ada rekayasa sedikitpun, benar-benar terjadi dalam
hidup saya.
*****
Saya
menulis cerita diatas pada tahun 2012. Dan kini semua itu berkelanjutan
membentuk ending dari seluruh perjalanan hidup Ibu Ami, belum lama pada tahun
2013 Ibu Ami menghembuskan nafas terakhirnya. Meninggalkan sisa-sisa
penderitaan yang di wariskan kepada anaknya.
Anak pertamanya
hidup susah membiayai satu anaknya, anak kedua menjadi pengangguran dan
menjalin kasih dengan seseorang yang berbeda agama, anak ketiganya masih
bersekolah dan menunggak bayaran beberapa bulan.
Hidup
ini gak bisa di duga, gak bisa di tebak. Awal maupun akhirnya, semoga Ibu Ami
tenang di alam sana.
“Hidup
itu seperti ombak. Gak pernah stabil. Kadang pasang naik-kadang pula pasang
surut.” - salsabila
6 comments:
Begitulah idup. Sekali kita lupa diri, kesuksesan kita bakal bikin kita jatuh sejatuh-jatuhnya jatuh. Hehehe... Nice blog cuma kalo bisa ini sidebar kiri dilebarin supaya arsipnya nggak impit2an kayak gitu. Juga Gadget share di atas itu kok kurang pas ya rasanya. Bikin jelek template. Kalo ditaruh di bawah posting Insya Allah lebih bagus lagi. Ditunggu ya kunjungan baliknya @ http://jejak-sangmanyar.blogspot.com/
Salam kenal :)
@Sang Manyar: wah salam kenal juga ya:) tapi, saya susah ngeditnya lagi? gimana dong? sip saya visitback ko:)
money, money, money :)
Paling bagus sih kalau kita bisa bercermin dari hidup orang disekitar kita, untuk mengingatkan diri sendiri supaya jadi orang yang lebih baik itu az comment saya, gk berani menilai si A begini si B begitu, ketika satu jari kita menujuk ke arah orang lain, tiga jari kita menujuk kearah kita.
Btw back groundnya cute ea: motif dan warnanya kek kaos Ouval ku yang dulu dweh hehehe. Warna abu dicombo sama ungu emang gk salah. Setuju sama comment Sang Mayar, sidebar kiri kanan kok sempit ea? page width nya dibikin 1300 coba, maxnya sih 1500. Biar lebar spacenya, bisa kok di edit di setting. Punya aku 1300 semua tuh, liat az sendiri hehehe kritik dan saran membangun juga diharapkan ea jeunk.
Ini link blog aku,
http://mignonesia.blogspot.com/
http://mignonesiaboutique.blogspot.com/
http://mig-biscuit.blogspot.com/
Salam kenal Salsa dan semua yang ada di sini, yu marii:)
keren gan, udah di follow nih blog nya. follow back ya ke http://jerelah.blogspot.com
setuju banget akunyaaaaaaaaaaaaaa.
aku bingung nih mau buka yang man. visit ke-3nya aja ya aku:D
makasih sarannya:)
fllwbcksoon:)
Posting Komentar