Kamu akan merasakan kehilangan,
ketika orang yang menyukaimu sudah tidak lagi menyukaimu. Ketika orang yang
memperhatikanmu tidak lagi memperhatikanmu. Kau baru sadar ketika kau
kehilangan dia, barulah mencari seseorang yang benar-benar setia padamu, dan
disaat itu mungkin aku sudah pergi darimu, dan kamu baru akan menyadarinya.
Suara
teriakan menggoda yang berasal dari anak-anak terdengar sedikit keras, hati
Dara bergejolak kencang, ketka orang yang selama ini ia kagumi dan ia sukai,
sekarang tepat berada di hadapannya, Dara berdecak kagum. Bahkan matanya menatap
lurus ke mata Dara.
“Gue
boleh ikut kelompok lu latihan drama kan?” ucap Rezky tepat di depan wajah
Dara. “Ini anak kenapa tiba-tiba jadi kayak sok deket gini, selama ini kan gue
belom pernah ngobrol sama lu, Cuma kenal lu dari jauh. Gue deg-deg-an banget
sumpah,” terang Dara dalam hatinya.
“Ya
boleh ya?” lanjut Rezky, matanya mendekat.
“Jangan
tanya gue, tanya Dinda aja,” Dara tak kuasa untuk menatap balik tatapan Rezky.
“Kita
kan temen ya gak?” Rezky mengangkat tangannya seraya mau ber-tos ria.
“Eh?
Iya,” Dara tak membalas tos itu dan berjalan sedikit menjauh lalu duduk di
kursi. Rival pergi keluar kelas.
*****
Setiap ku melihatmu. Ku terasa di
hati. Kau punya segalanya. Yang aku impikan. Dan anganku tak henti. Bersajak
tentang bayangmu. Walau kutahu, kau tak pernah anggapku ada. Ku tak bisa menggapaimu.
Takkan pernah bisa. Walau sudah letih. Aku tak mungkin lepas lagi. Kau hanya
mimpi bagiku. Tak untuk jadi nyata. Dan sgala rasa buatmu. Harus padam dan
berakhir. Kan selalu. Ku rasa hadirmu. Antara ada dan tiada.
“Din,
Rezky udah tau belom kalau Dara suka sama dia?” tanya Asya.
“Kayaknya sih udah,”
“Ha? Tau dari mana dia kalau gue suka sama dia? Lo bilang
ya?” sambar Dara.
“Yeee, bukan, Ra. Mana gue tau.” raut muka Dinda menjadi
sewot.
“Mungkin gara-gara lo nge-tweet envy sama avanya Dinda yang
berdua Rezky waktu itu kali?” sergah
Claudy.
“Nah, bisa jadi, Ra.” tambah Asya.
“Ahilah, yah gue kira kan Rezky gak pernah on twitter,
Sya.”
“Enggak, Ra. Dia sering buka twitter tapi mungkin jarang
nge-tweet. Waktu gue putus sama Chandra aja dia taunya lewat twitter.” sela
Dinda.
“Berarti intinya Rezky tau kalau Dara suka sama dia?” Asya
mengulang pertanyaannya di awal tadi.
“Iya,” jawab Dinda.
“Oh pantes, dia emang sifatnya sok deket gitu kalau di
depan orang yang suka sama dia, hati-hati lho ya, awas di modusin,” jelas
Claudy
“Taudeh yang pernah di modusin, eh? Haha canda, Dy, canda.”
“Hayoloh nanti Dara di PHP-in,” Asya cekikikam melihat raut
wajah Dara menjadi panik.
“Yah, terus gimana dong?” tanya Dara kayak orang lupa
ingetan.
“Menurut gue, sifat lo biasa aja kalau sama dia. Jangan
salting kayak tadi,”
“Bener tuh, Ra. JANGAN SALTING,” tutur Dinda penuh
penekanan di kata terakhirnya.
“Yeee, coba kalau kalian ada di posisi gue, anggap aja
orang yang kalian idola-in. Yang selama ini belom pernah contact secara
langsung sama kalian. Tiba-tiba ngomong tepat di depan muka kalian? Mau ngapain
kalian semua?” Dara melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri.
Asya
dan Dinda hanya mengangguk-angguk memberi kode nyerah adu argumen sama Dara.
“Iya iyaaa, gak usah sewot dong,” kilah Claudy.
*****
Tak bisa memilikimu bukan berarti
tak bisa mengenalmu. Tapi, jangan membuatku merasa kau ingin lebih dari sebatas
kenal, bersikaplah biasa padaku, jangan buat aku semakin mengharapkanmu.
Sepulang dari Toko Buku, lagu What The Hell-nya Avril
Lavigne mewarnai ruangan kamar Dara. Menandakan sebuah sms masuk di cellphone-nya.
From:
12345678910
Ra,
gue izin tugas PKn dari blog lu ya?
“Ini siapa ya? Ko minta
izin?” batin Dara dalam hati. Berselang beberapa menit kemudian, masuk sms
selanjutnya.
From:
12345678910
Gue
Rezky
“Ah Rezky?” tukas Dara excited.
“Contact langsung sama dia aja baru tadi, dan tadi-pun ngobrolnya gak
normal. Orang guenya salting kaya orang gila. Jangan bilang dia mau deket sama
gue, supaya gue tambah suka sama dia? Tapi basically
dia gak suka sama gue. Ah gue gimana nih? Eh, gua bales deh. orang cuma
nanya tugas sih!” pikiran Dara terpengaruh oleh ke-3 sahabatnya tadi.
To:
Rezky Zein
Iya
copast aja
Rezky membalas,
From:
Rezky Zein
Sip
Dara tak membalasnya lagi.
*****
Semakin kau mendekat padaku semakin
pula aku merasa kau jahat. Aku merasa kau memberi harapan tak bermakna. Tolong
jangan membuat ku semakin suka, dengan tingkah lakumu, setelah itu kau
meninggalkanku sendiri bersama rasa ini.
“Eciye yang semalem sms-an.” goda Dinda.
“Mana sms-an si? Ah, jangan-jangan lo ya, Din yang ngasih
nomor gue ke Rezky,” telunjuk mengarah tepat ke wajah Dinda.
“Kalo iya, emang kenapa?”
“Asshh, kalo dia nanti sms gue, nanti gue akrab, nanti gue
makin suka, siapa yang tanggung jawab?”
“Ih geer lu, Ra haha. Pikiran lu kejauhan, lu bener-bener terpengaruh
sama omongan kita kemaren ya?”
“Tapi kan, kemaren kalian semua yang bilang gue harus
hati-hati biar gak di modusin. Tapi, kalian malah gini,” wajah Dara berubah
murung.
“Ya sorry, Ra, sorry.” gumam Claudy.
Siang telah berganti malam, di bawah hembusan angin,
desiran air hujan, dinginnya malam, dan suasana hati yang dilema.
“Bales? Enggak? Bales? Enggak?gue tanya sama Rafi aja kali
ya? Atau enggak sama Claudy.” Dara merenung sejenak.. dara mengirim sms kepada
dua orang tadi.
To:
Rafi Maulana
Raf,
masa Rezky sms gue deh. Nanya,”Lagi apa?” gue takutnya kalo gue bales malah
jadi keseringan sms, nanti gue makin suka sama dia. Padahal belom tentu
Rezky-nya suka sama gue. Gece balesnya, mau curhat\(´▽`)/.
To:
Claudy Annisa Pratiwi
Dy,
kalau Rezky sms gue, bales apa enggak?
Balasan sma mereka sampai di
ponsel Dara secara bersamaan.
From: Rafi Maulana
Lu bales, Ra. Ya Cuma balesnya
singkat-singkat aja. Lu jangan nanya balik. Pokoknya lu gak boleh ngasih kesan
kalo lu berharap banget sms-an sama dia. Gitu pokoknya. Ngerti kan;3?
From: Claudy Annisa Pratiwi
Bales aja, RaJ.
Mungki dia Cuma mau jadi temen lo? Gaada salahnya kan, kalo dia emang mau
temenan sama lo?
Belum
sempat membalas sms dari keduanya, ponsel Dara kembali melantukan nada dering
sms. Dibukanya sms, ternyata dari Rezky. Tanpa menunggu Dara langsung
membukanya.
From: Rezky Zein
Bales, Ra. Gue kan Cuma mau smsn
sama lo-_-
“Pengen
sms-an apa pengen modusin haha,” setan membisikan sesuatu ke telinga Dara. Dara
membalas sms ketiganya dengan sergap. Selanjutnya Dara ber-message ria. Namun,
Dara membalas sms Rezky sesuai petunjuk dari kedua sahabatnya tadi, Rafi dan
Claudy. Hingga malam semakin larut sampai akhirnya Rafi dan Claudy izin untuk
tisur dan sms Rezky-pun terabaikan.
*****
Mengenalmu itu indah. Dekat
dengan-mu lebih dari indah. Menjadi milikmu adalah yang terindah. Namun
semuanya hanya sebatas angan, akan tenggelam bersama senja.
“Gimana kemaren sms-annya ahaha?” sapa Claudy.
“Biasa aja, plis ya, Dy. Jangan bahas itu. Nanti gue yang
tadinya biasa aja malah seneng lagi disms-in sama Rezky.” Dara meletakkan
tasnya di atas kursinya dan duduk.
“Kemaren sms-an?” tanya Dinda.
“Yoo,” balas dara singkat, padat, jelas dan bermakna.
“Ciheeee ah. Ada yang lagi pedekate nih. Peje yah nanti.”
tambah Dinda.
“Apaan sih?” Dara memasang tampang sinisnya.
“Ih, sensi banget si nih anak,” sela Asya.
“Eh, iya sorry sorry bercanda ya haha, udah kalian juga si
nih,”
“Daraaaaaaaaaa, Daraaaaaaaa, diajakin foto bareng sama
Rezky,” jerit Elsa dari luar kelas. What’s
wrong with my world? Why everything happened so fast?
“Eh, itu serius, El?” Dinda bersemangat.
“Serius, Din. Ayo dong, ra! Ya ya ya?” rayu Elsa.
“Malu gue, El. Terus males juga, kapan-kapan aja yaaa?”
senyum Dara mengisyaratkan permohonan.
“Udah ayo bareng-bareng,” tukas Asya.
“Bener ya bareng-bareg?” tanya Dara meyakinkan tawaran
temannya.
“Iyaaaaaaaaaaaaaaaa,” ucap Asya, Claudy, Elsa dan Dinda
berbarengan.
“Yaudah,”
“Lu di samping Rezky dong, Ra.”
“Ah, bawel yaaa,”
Selesai
‘take a picture’ seperti biasa teman-teman Dara menggodanya. Tak lama kemudian,
guru bahasa inggris-pun datang, Rezky keluar kelas, karena memang Rezky da Dara
memang berbeda kelas. Para siswa belajar as
usual.
*****
Jantung berdebar kencang, saat aku
mengetahuinya, jiwa seperti terbentur benda keras, menyisakan bekas di jiwa.
Aku bodoh, aku tahu namun aku tak sadar.
Saat siang hari, matahari terasa sangat menyengat, tak ada
angin yang lewat sedikit-pun, sangat gersang. Asya, Claudy, Elsa, Dinda dan
Dara untuk lunch di sebuah resto
dekat sekolah mereka.
“Eh, Ra gue tau Rezky suka sama siapa.” tutur Elsa.
“Ya, terus?”
“Eh, siapa-siapa kasih tau dong,” kata Asya.
“Gue juga,” ucap Dinda
“Gue jugaaaaaaaaaaa dong, El.” Claudy ikutan. Dara dijauhi
karena ia tak boleh tahu tentang hal ini.
“Tapi, jangan nyebar ya ini rahasia loh!” ujar Elsa usai
membisikkan teman-temannya.
“Ah, kasih tau dong! Jahat banget nih kalian semua sama
gue,” wajah Dara memelas.
“Yah, maaf ya soalnya kata Rezky jangan nyebar rahasianya.”
“Ko mereka boleh tau, gue enggak? Oke ya gitu kalian
semua,”
“Yaaah, nanti lu malah galau kalau dikasih tau, Ra.”
“Gue malah galau nih sekarang!” gumam Dara.
“Ya, kasian banget lu, Ra. Sabar yaw haha.” balas Asya.
“Eh, gue ke toilet dulu ya,” pamit Elsa.
“Hey, hey, hey kalian semuaaaaaaaa, please kasih tau! Janji
gak bilang siapa-siapa, daripada gue galau terus-terusan, mending yang mana?
Cepeeetan.” Dara memaksa.
“Mending lu yang galau sih sebenernya haha, enggalah aku
kan sayang Dara,” ledek Claudy.
“Gimana nih?” tanya Dinda.
“Udah kasih tau aja,” balas Asya.
“Iya, bener udah kasih tau aja. Kasian anak orang,”
“Janji jangan bilang ke Elsa kalo kita ngasih tau ya?”
“He’eh, tampar nih, tinggal ngomong aja lama banget,”
“Tenterengtengtengteng,”
“Lu kira upacara di Buckingham kali nadanya kaya gitu,”
“Cepet!”
“Dira, Ra,”
“Lu salah kali, Dara harusnya mah itu.”
“Yee, ngarep,”
“Feeling gue sama,” jelas Dara.
“Katanya Rezky suka sama Dira udah dari kelas 7. Eh?
Keceplosan.”
“Aku galau, aku galau, aku galau sekarang, sekarang, aku
galau, aku galau, aku galau sekarang,”
“Gila, lu, Ra haha!”
“Biarin,”
“Hush, udah kasian lagi pelampiasan dia, diemin aja.”
“Gue mau nyanyi denger ya, Ku suka si Rezky, Rezky suka
Dira, namun apakah mungkin kau menjadi milikku, kau akan menjadi, menjadi
miliknya, namun salahkah aku, bila ku pendam rasa ini, nanana nana na nana
nanana na na nanaaa, horeee,”
“Hatinya tak seceria perilakunya, kasian banget ya sahabat
gue yang satu ini.” ledek Claudy sembari memeluk Dara.
“Jodoh itu akurat ya, antara Dara dan Dira cuma beda satu
huruf.”
“Gausah nyindir gitu, kek, Din”
“Eh, udah-udah ssst diem ada Elsa,” Elsa kembali dari
toliet, after a few minutes, the food came and they eat together while
laughing cheerful foget the problem that exist.
At
night on the same day.
“Ngapain sih, Rezky sms gue. Sukanya sama Dira juga.
Bukannya sms-an sama Dira aja kek sana.” Dara beceloteh dalam hatinya. Tapi,
sms itupun tetap dibalasnya, tanpa panduan dari sahabat-sahabatnya.
To:
Rezky Zein
Kenapa
gak sms Dira aja;p?
From:
Rezky Zein
Gue
lagi bete sama Dira, gue netral sekarang gak suka sama siapa-siapa.
Sms-an
itu terhenti ketika 2 sms setelahnya dibalas. Karena Dara kehabisan kata-kata
dan dia malas dengan sikap Rezky yang menurut Dara, bisa dibilang muna.
Wallpaper handphone Dara, kini telah berganti dari fotonya with Rezky, menjadi
sebuah foto, bergambar boneka kecil tertidur di samping tulisan,”I’ll try to forget you and moving on.”
Tapi sesekali ia masih melihat fotonya bersama Rezky, dan berkata dalam
hatinya,”What the hell?”
*****
Ku sadari meski bintang bersinar di langit indah.
Aku tak akan mampu menggapai sinarnya Dirimukan selalu di sana dengannya.
Takkan berubah meski cintaku kamu. aku suka kamu.
Aku mungkin hanya bermimpi.
As usual, Dara
selalu sharing dengan sahabatnya,
mengenai apa yang ia alami dan yang ada kaitannya dengan Rezky.
“Claudyyyyy,” teriak Dara.
“Eh? Apa?”
“Masa Rezky muna, deh, Dy. Dia ngakunya sama gue netral gak
suka sama siapa-siapa, katanya bete sama Dira. Gue yakin sih itu enggak bener.
Dengan cara Rezky bilang kalau dia gak suka sama siapa-siapa itu sama aja kalau
dia ngasih harapan yang lebih lagi ke gue,”
“Ya Allah, Rezky parah abis. Liat ya smsnya. Mana?”
“Itu,”
“Oh iyaya, Claudy membaca sms Rezky dengan serius.
“Rezky sms ada aku-akuannya?”
“Kalo itu mah bercanda paling, Dy.” terang Dara.
“Iya sih. Yaudah, Ra mulai sekarang ya, mendingan lu move
on aja deh, Ra daripada kalian kayak gini terus ya kan? Belum lagi kalau
misalnya Dira tau, lo suka sama Rezky?”
“So hard,”
“Pasti bisa ko, Ra.”
“Lu sendiri emang udah move on dari Haikal haha?” sindir
Dara.
“Belom sih hahaha,”
“Yahtuhkan, sendirinya aja gak bisa move on, nyuruh orang
lain move on,”
“Yaudah sekarang gini, terserah lu. Intinya ya, semakin lu
suka sama Rezky semakin pula lu dimainin sama dia,” Asya ikut andil dalam hal
menasihati Dara.
“Separah itukah?”
“Bisa jadi,”
“Kejam,”
“Mungkin,”
After school,
hujan deras membasahi SMPN 17 Jakarta Barat, petir menyambar saling bersautan,
kilat berkedap-kedip. Angin berhembus kencang. Langit semakin gelap, bentuknya-pun
tak tampak.
“Nyesek
banget gue kalau jadi lu, udah jangan diliatin ya,”
“Bener
kata lu dong, Ra kalau Rezky itu muna,”
“No matter,”
“Sabar
ya, Ra cowok bukan dia doang ko. Kan masih ada mantanmu tuh si Fadli, balikan
sana balikan haha,”
“Kapan
ya gue bisa boncengan berdua gitu sama Rezky, kayak Rezky sama Dira? Kapan?”
“Hush,
udah jangan diliatin!”
“Rezky
mau kemana deh sama Dira?” tanya Elsa mengalihkan pandangan Dara yang tadinya ke
arah Dira dan Rezky yang sedang bersiap mau boncengan berdua.
“Bentar
ya gue mau ke sana!” Elsa bergegas lari ke arah parkiran motor SMPN 17.
“Eh,
eh itu Elsa mau ngapain?” tanya Asya kepada Dara. Dan Dara hanya memberi
jawaban menggunakan isyarat yang menjelaskan dia tidak tahu.
The evening,
Dara merebahkan tubuhnya di kasur, sehabis makan malam,
lalu terbangun sembari mengotak-atik cellphone-nya.
“Gak ada PR,” pikirnya dalam hati. Diambilnya notebook dari tas-nya beserta
modem, membuka sebuah situs internet, twitter lebih tepatnya. Usai membalas
mention, menge-check followers dan mengecheck retweets-an. Dara berfokus ke
timeline-nya, lalu muncul tweets dari Elsa.
ElsaHN:
Ciye banget ya yang boncengan berdua (*link foto*) *poke @RezkyZein
@agathadiraa
“Elsa jahat nih, nge-upload foto
mereka berdua kaya gini disaat gue lagi on, biar apa coba? Biar gue panas gitu
ngeliatnya? Oh.” komentar Dara, sorot matanya tak henti melihat foto itu.
Dilihatnya lagi timeline, banyak dari
teman-teman Rezky dan Dira menggoda mereka dengan kata “JADIAN”. Dara tak kuasa
melihatnya lalu men-sign out twitternya, meletakkan laptopnya di atas meja
belajarnya dan terbaring di kasur. Dara menulis semua yang ia rasakan di
memopad handphone-nya, dan sharing ke sebuah boneka kecil yang ia beri nama
Rara.
Memopad
: So damn:”! i’m going to cry. I was cry because you. I lke you but you like
her. It’s first time i’m crying because a guy. shit! My heart is hurt. Help me
godJ!
Please send me an angel.
“Bila
aku tak berujung denganmu. Biarkan kisah ini ku kenang selamanya. Tuhan tolong
buang rasa cintaku. Jika tak kau ijinkan aku bersamanya. Inilah saatnya aku
harus melepaskan dirimu. Huuuu!” Dara menyanyikan lagu She-Apalah arti cinta
diiringi musik di ponselnya. Dan dara terlelap bersama air matanya. Ini kali
pertamanya ia menangis, karena a boy.
*****
Bersamamu
aku bisa senang, tapi aku bisa sedih. Aku senang karena aku bisa berada di
dekatmu, dan aku sedih karena aku tak bisa akrab denganmu, seakrab mereka
terhadapmu. Karena aku? aku punya rasa yang beda. Mereka mungkin hanya
menanggapmu teman. Tapi aku? You’re
special boy.
Setelah seharian lamanya Dara dan anak-anak lainnya
menjalankan study tour ke-Bandung. Bus adalah tempat terasik bagi Dara dari
ke-3 tempat yang mereka kunjungi hari ini. Di bis mereka bisa tertawa,
bernyanyi, mengobrol dan masih banyak lagi.
“Aji sama Fitri duduk berdua, Asya sama Syahrial pernah suap-suapan.
Rezky sama Dira bonceng-boncengan. Gue waktu pacaran monoton banget kayaknya
haha,” tutur Dara yang sedang mengobrol dengan Aji.
“Gue panggilin Fadli nih! Haha,” jawab Aji.
“Jangaaan!”
“Apaan, Ra lu bilang?” tiba-tiba Rezky menghampiri Dara.
“Ah apaan? Barusan gue cuma bilang kalo lu
bonceng-boncengan sama Dira.”
“Terus kenapa?”
“Yaaaaa gapapa.”
“Perasaan lu gimana pas ngeliatnya,” tanya Rezky, dan Dara
yakin sebenarnya ia sudah tau jawabannya.
“Biasa aja,” jawab Dara sekenanya.
“Yakin?”
“Yaakin,”
“Bener nih yakin?” Rezky menatap Dara lekat-lekat tapi Dara
justru melihat ke arah belakang, seraya berbicara dalam hatiny,”Mau banget
emang gue cemburuin?”
“Ish, yakin. Udah ah gue mau duduk!” gumam Dara.
“Yaelah santai aja gausah bohong kali. Temen lu aja ada
yang bilang, kalo lu itu gak biasa-biasa aja pas ngeliatnya,”
“Dih enggak,”
“Yah ngambek deh, waktu itu sms gue langsung gak dibales,”
“Siapa juga yang ngambek,” Dara mencari tempat duduknya,
karena sedaritadi ia mengobrol dengan Aji sembari berdiri.
*****
Mungkin ini saatnya, saat untuk aku
merelakanmu, mungkin ini saatnya aku tak lagi cemburu melihat dirimu dan
dirinya. Mungkin ini saatnya menghapus ingatan tentangmu.
“Ra,
kan gue udah sering bilangin ya, daripada lu kayak gini terus mendingan lo
pindah ke lain hati aja,” Aji menyarankan.
“Pindah ke hatinya siapa, Ji? Kalo guenya udah stay di sini
gimana?”
“Yah mana gue tau,” Obrolan singkatnya dengan Aji kala itu,
kini berlalu lalang di otaknya.
“Wey, bengong aja ahaha, eh gue udah bisa move dari Haikal
dong hehe,” sapa Claudy membuyarkan lamunan Dara.
“Eh? Ah, elu ngagetin aja haha. Kok bisa?”
“Bisa dong. Makanya niat,”
“Yang lain kemana?” Dara mengalihkan pembicaraan.
“Siapa?”
“Elsa, Asya, Dinda?”
“Oh, itu lagi mau ke sini.”
“Darimana, Din?”
“Koperasi,”
“Ohya, Ra, kemaren menurut gue Rezky itu kayak
manas-manasin lu gitu deh. nyuapin gue di depan lu, nyuruh lu nge-foto Rezky
sama Asya, deket-deket sama Dinda, ngomongin Dira di depan lu, lu gak cape ya
digituin? Lu kan juga punya perasaan?”
“Heh?” Dara hanya mengernyitkan dahi.
“Mendingan lu itu move on, Ra move on, move on. Daripada lu
kayak gitu terus.”
“Apa hari ini hari move on sedunia ya? Daritadi banyak
banget yang ngoong move on,” pikir Dara dalam hatinya.
“Iya, tuh, Ra.” Dinda menyetujui pendapat Claudy.
“Kenapa semuanya jadi mgomongin move on deh? Bosen tau!”
“Tau nih! Ehya, ada yang mau ikut gue ke yayasan gak/. Semacam
panti tapi khusus orang cacat aja?” usul Elsa.
“Gue mau, tapi dimana?”
“Di daerah Kebon Jeruk,”
“Gue ikut!” ucap Dinda.
“Hmm, gue juga ah!” tambah Dara.
“Gue mau bangeeeeeet, seru banget kayanya, El ke panti,”
tutur Claudy.
“Okey, sip nanti jam 3 sore kalian ke rumah gue ya? Berangkatnya
dari rumah gue aja,”
“Iyaaaaaaaa,” jawab mereka.
*****
Ada hal yang lebih indah dari
khayalan memilikimu. Aku harus terlebih dahulu mencintai diriku sendiri, menghargai
diriku, dan mensyukuri apa yang aku punya. Aku harus bahagia dengan diriku
sendiri. Baru aku meilhat sekelilingku, dan menemukan keindahan yang baru. Hidup
ini bukan hanya tentang aku, kamu dan dia. tapi tentang aku, kita dan mereka.
Sorenya pukul 03.00 Asya, Claudy, Dara, Dinda sudah
berkumpul di rumah Elsa, menumpulkan sumbangan yang akan mereka bawa, untuk di
berikan di sana nantinya.
“Udah itu di jadiin satu plastik aja,”
“Sip, udah.”
“Yaudah, yuk jalan!”
“Bentar, kalian daritadi kan belum minum. Minum dulu ya.” tawar
Elsa.
“Okew, jangan lama-lama ya ngambilnya,” dengan sergap Elsa
menyelinap ke ruang dapur rumahnya.
“Nih, cepet kaaaan,”
“Lu jalan apa terbang, El?”
“Jalanlaaah, dikira apaan terbang. Udah nih minum biar
seger,”
“Ini siapa yang bikin milkshake-nya?”
“Gue hihi. Makanya gue maksa kalian buat minum dulu, gue
pengen minta pendapatnya, enak apa enggak?”
“Enak,”
“Banget,”
“Serius? Gue bakat dong jadi koki, haha.”
“Yeee, haha. Enak si sebenernya.”
“Udah kan?”
“Yuk!” mereka pergi ke Yayasan dengan menggunakan sepeda
motor sesampainya di sana. Mereka di sambut anak-anak, yang bahagia melihat
kedatangan mereka. Mereka bermain bersama.
“Tuh, Dy, mereka aja yang punya kekurangan bisa bahagia? Nah,
elu? Galau mulu kerjaannya, bangkit dong!”
“Yee, sorry ya gue mah anti galau, Ra. Emangnya elu.”
“Gue udah bisa moving on, ko. Gue mikir, kita aja yang
kehidupannya nyaris sempurna. Kurang bersyukur dan malah memikirkan hal-hal
yang sebenernya gak penting buat diri kita. Tapi, mereka justru lebih bahagia
daripada kita. Maka dari itu, gue pengen bahagia, dalam keadaan suka ataupun
duka kayak mereka.”
Malamnya,
Memopad: Bermain bersama mereka
membuatku mengerti arti hidup. Mengerti arti nik,mat, hikmah, kebahagiaan
sesungguhnya. Dan juga membuatku mengerti arti bersyukur. Bersyukur sesungguhnya,
yang bukan hanya di saat suka. Tuhanku, aku mengucapkan terimakasih. Terimakasih
atas semua ini, Dan terimakasih anak-anak di panti sana. Hidupmu memberi makna
dalam hidupku
Untukmu
dan untuknya, aku merelakan semuanya. Aku yakin suatu saat nanti, bila aku
jodoh dengan siapapun orang itu tuhan akan mendekatkan aku pada orang itu. Tuhan
telah menyembunyikan kebahagiaan dibalik kesedihan. Dan apabila kita tidak
menghapus kesedihan itu, kesedihan tidak akan pergi sendiri. apabila kita tidak
menggali kebahagiaan, maka kita tidak akan menemukannya~Salsabila Tantri Ayu
Tamat~
3 comments:
Hiks.. Hiks.. Hiks.. Hiks..
@chen : kenapa?
saaal
Posting Komentar